Penyakitmerupakan salah satu bentuk ujian dan cobaan dari Allah. Tentunya Allah berikan untuk hambanya sebagai bentuk kasih sayang Allah terhadap hambanya. Bagaimana manusia akan selalu mengingat Tuhannya, Barangsiapa yang ridho maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka." بِسْمِاللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ Dari Abdullah bin 'Amru Radhiallahu 'anhuma, ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: رِضَى الرَّبِّ فِي رِضَى الوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَالِدِ "Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah بِسْمِٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِاَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ"Apabila ia ditimpa Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd Hỗ Trợ Nợ Xấu. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ridho Terhadap Ketentuan AllahDi dalam Surah Al Anbiya’ ayat 35 dijelaskan yaitu “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Allah akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami.” Manusia tidak akan lepas dari yang namanya ujian. Allah terkadang menguji kita dengan ujian, terkadang dengan nikmat. Allah ingin melihat, siapa yang bersyukur dan siapa yang putus asa. Terkadang dari kita ada yang marah terhadap takdir Allah atau menganggap Allah tidak adil terhadap kita. Allah tidak pernah mendapat kerugian dari sikap kita. Tetapi kitalah yang mendapat kerugian yaitu jauh dari Allah. Padahal Allah itu Allaahusshomad, Allah tempat kita surah Al Baqarah 216 yang memiliki arti, “Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui. Jadi kita lihat bahwa dalam ayat tersebut memiliki hubungan dengan prinsip keimanan yakni Qada’ dan Qadar. Yakin terhadap segala takdir Allah. Hikmah Allah mendatangkan musibah kepada kita, yaituMusibah itu sebagai ujian dari Allah SWT, karena Allah ingin melihat siapa yang mampu sabar menghadapi ujian itu. Seorang tidak akan mampu teruji keimanannya jika tidak diberikan ujian demi ujianMusibah itu hadir untuk membersihkan hati manusia, supaya lepas dari sifat buruk. Ketika musibah datang, sifat ujub akan berganti dengan ketundukan terhadap AllahMusibah itu membuat agar iman seorang mukmin itu menjadi kuat. Karena agar kita tahu bahwa hanya Allah lah tempat kita bersandarMusibah menunjukkan kuatnya Allah dan lemahnya manusia. Allah bisa berkehendak apapun dan kita sebagai manusia hanya berusaha semaksimal mungkinMusibah menjadikan kita semangat terus untuk berdoa kepada Allah. Kita akan berdoa secara khusyuk dan bersungguh-sungguh dalam memohon kepada Allah. Karena jika Allah hanya memberikan nikmat, kita malah merasa enteng dengan doa tanpa khusyuk meminta kepada AllahMusibah itu akan membangunkan seseorang yang sedang lalai untuk bersungguh-sungguh dalam menjalankan kehidupan ini dengan penuh itu bisa dirasakan kalau kita merasakan lawannya. Kita bisa merasakan nikmat sehat jika kita diberi sakit oleh Allah. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya - Ujian maupun cobaan selalu datang dalam kehidupan manusia yang terkadang membuat hidup terasa berat. Tanpa disadari, bukan hanya kebahagiaan tapi ujian yang datang dalam kehidupan ada campur tangan Allah SWT dengan maksud dan tujuan yang tidak dibayangkan oleh manusia. Ustadz Hanan Attaki yang dikenal lewat dakwah motivasinya menyampaikan cara manusia atau seorang hamba menyikapi dan menghadapi ujian dalam kehidupan yang diberikan oleh Allah SWT. Ustadz Hanan Attaki meyampaikan bahwa ujian itu tidak akan berhenti kecuali kalau dosa kita sudah habis karena tujuan Allah menguji kita terus untuk membersihkan diri kita dari dosa-dosa, lanjut Ustadz kelahiran Aceh ini. Sebagai manusia dan hamba kita harus membangun awareness atau kesadaran diri kala ujian dalam kehidupan datang berarti Allah SWT ingin membersihkan dosa-dosa hamba Nya. Dengan kesadaran itu, seorang hamba harus menanamkan perasaan ridho dan rela terhadap ujian-ujian dalam kehidupan yang Allah SWT datangkan kepadanya. "Sehingga yang harus ditanamkan dalam diri seorang hamba adalah ridho, rela, bukan ikhlas karena kata-kata ikhlas berhubungan dengan ibadah" tutur Ustadz Hanan Attaki pada laman Instagram ustadz_Hanan Kala ada ujian, cobaan manusia harus ridho atau rela dan menguatkan dirinya dengan menyerahkan diri sambil memohon kepada Allah SWT. 'Saya ridho ya Allah walaupun ini berat, saya ridho ya Allah walaupun saya berharap Engkau beri jalan keluar' ungkap Ustadz Hanan Attaki. "Saya ridho ya Allah walaupun saya berharap Engkau mau menolong' lanjut Ustadz Hanan Attaki menyontohkan ucapan yang harus diucapkan seseorang saat mendapat ujian. Tapi, seorang hamba harus tetap ridho dengan ujian dalam kehidupan sambil berdoa diberikan jalan keluar, ditolong, diberikan keajaiban oleh Allah SWT namun tidak mengeluh. Dan Ustadz Hanan Attaki mengingatkan bahwa berdoa meminta jalan keluar bukan termasuk mengeluh namun ibadah karena dalam Islam berdoa termasuk kedalam ibadah. Sehingga Allah SWT sangat menyukai hamba Nya yang berdoa dan mau menceritakan segala beban perasaan, pemasalahan atau mencurahkan segala perasaan dihatinya. Ustadz Hanan Attaki pun mengisahkan kalau melihat kebiasaan Nabi SAW bila ingin menceritakan isi hatinya atau mengadukan masalahnya kepada Allah SWT maka Nabi SAW akan berdoa selama berjam-jam. Ustadz Hanan Attaki menyampaikan dalam dakwahnya bahwa seorang hamba harus ridho terhadap ujian dalam kehidupan yang Allah SWT berikan sambil berdoa memohon bantuan dariNya.*** “Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha kepada Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta nabi Muhammad sebagai rasulnya.” HR. Muslim Sahabat, ridho merupakan perkataan ringan namun berat dijalankan, karena nyatanya, meskipun kita tahu harus ridho pada segala ketentuan Allah, tidak semua hal yang Ia berikan pada kita bisa kita ridhoi. Misalnya, kita tidak ridho pada ketentuan Allah mengenai rezeki yang kita peroleh. Mengapa amat sulit mendapat rezeki yang halal, sedangkan sumber rezeki yang haram selalu menggoda. Atau, kita tidak ridho pada ketentuan Allah mengenai keluarga, mengapa kita terlahir dari orangtua yang broken, lingkungan keluarga yang buruk dan jauh dari nilai Islam. Atau, masih banyak hal lainnya yang merupakan ketentuan Allah namun belum bisa kita ridhoi? Mari kita simak kisah singkat berikut ini Ja’far bin Sulaiman Ash-Shun’i bercerita Suatu hari, ketika Sufyan Ats-Tsuri berada di tempat Robi’ah Al-Adawiyyah, ia berseru, “Ya Allah ridhoi kami.” Robi’ah menukas, “Tidakkah kau malu kepada Allah meminta ridho-Nya, sementara kau sendiri tidak ridho terhadap-Nya?!” Sufyan serta-merta berkata, “Astagfirullah, aku memohon ampun kepada Allah.” Aku lalu bertanya kepada Robi’ah, “Kapan seorang hamba menjadi orang yang ridho terhadap Allah?” Ia menjawab, “Jika kebahagiaannya menyambut musibah sama seperti kebahagiannya menyambut nikmat.” Sahabat, rupanya salah satu ciri ridho pada Allah adalah menerima segala ketentuanNya termasuk musibah sekalipun dengan hati lapang. Jika kita diberi wajah kurang rupawan, rezeki yang pas-pasan, kesehatan bermasalah, namun kita tetap lapang pada ketentuan Allah tersebut, hal itulah yang disebut ridho padaNya. “Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ’Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridho terhadap mereka dan meraka pun ridho kepadanya.” QS. Al-Bayyinah 8 Lalu, bagaimana cara mencapai derajat ridho pada ketentuan Allah tersebut? Bukankah tidak mudah menerima hal buruk yang Allah beri dalam hidup kita? Berikut ini beberapa poin yang mudah-mudahan bisa membantu 1. Menyadari bahwa Allah yang paling berhak atas diri kita Sahabat, seorang pencipta memiliki hak 100% terhadap apa yang ia ciptakan. Sebagaimana seniman yang ketika membuat karya tak ingin diusik apalagi dikritik, apalagi Allah yang berhak 100% melakukan apapun yang dikehendakiNya atas ciptaanNya. “Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.” QS. Al-Hajj18 Maka, sebagai makhluk yang Ia ciptakan, kita disodorkan pilihan untuk ridho pada kehendakNya atau malah protes. Ketahuilah bahwa Allah tak memaksa makhlukNya untuk ridho, meski Ia berhak memaksa kita meridhoiNya, namun Ia justru meminta kepasrahan kita. Jika kita ridho pada ketentuanNya, maka sesungguhnya kita telah melakukan pilihan cerdas. Akan tetapi jika kita tidak ridho, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan Tidak Membutuhkan makhlukNya. Jadi sebenarnya, orang yang tidak ridho atau belum ridho pada ketentuan Allah tengah berlaku zhalim pada dirinya sendiri. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan kebahagiaan sejati dalam hidupnya jika tak meridhoi apa yang Allah lakukan terhadap dirinya? 2. Meyakini bahwa musibah dan ujian bisa jadi bentuk cinta Allah Cara selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan meyakini sebenar-benarnya bahwa musibah dan ujian bisa jadi salah satu bentuk cinta Allah pada seorang hamba, maka tak perlu merutuki takdir yang terlihat tak menyenangkan, bisa jadi ada balasan besar di baliknya! “Sesungguhnya besarnya balasan tergantung besarnya ujian, dan sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai suatu kaum maka Allah akan menguji mereka dengan suatu musibah, maka barangsiapa yang ridha maka baginya keridhaan dari Allah dan barangsiapa yang marah maka baginya kemarahan Allah.” HR. At-Tirmidzi dari Anas bin Malik, lihat Silsilah Ash-Shahihah 3. Percaya bahwa Allah selalu memberi yang terbaik untuk diri kita Banyak orang tidak ridho pada ketentuan Allah karena mereka tak yakin bahwa apa yang dikehendaki Allah untuk terjadi adalah yang terbaik. Padahal segala pengetahuan dan ilmu ada di sisiNya, mengapa kita tak mempercayaiNya? Sama saja seperti seorang anak yang mencurigai orangtua yang amat mencintainya. Sang anak begitu benci dan protes… mengapa ia diberikan makanan sayur-sayuran yang tak disukainya, dan tidak diizinkan untuk bermain hujan-hujanan di tengah gemuruh petir yang menyambar? Tentu karena sang anak tak mengetahui bahwa apa yang orangtua lakukan untuknya adalah demi kebaikannya. Sahabat, jika kita meyakini bahwa kehendak Allah adalah yang terbaik, otomatis kita akan pasrah dan ridho pada apapun yang Ia pilihkan untuk kita. Maka menjadilah kita orang-orang beruntung yang ridho pada ketentuan Allah. Semoga kita termasuk golongan orang cerdas yang memilih secara sadar untuk meridhoi segala ketetapan Allah dalam hidup kita. Aamiin. SH

ridho dengan ujian allah